Rabu, 07 Juni 2017

Masa Prasejarah Indonesia

Cerita sejarah memang mengesankan mempelajari dan mengetahui kehidupan di masa lalu itu merupakan hal yang menarik, terjadi perubahan - perubahan dari zaman ke zaman baik itu di bidang budaya, adat bahkan kepercayaan. kali ini saya ingin berbagi mengenai sebuah sejarah tentang zaman nya prasejarah di indonesia.

Kira - kira +- 2 juta tahun yang lalu berdasarkan temuan - temuan yang di lakukan oleh manusia sekarang, terdapat fosil hewan, manusia dan sisa - sisa peralatan dari batu, tulang hewan, logam bahkan gerabah. dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat prasejarah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam dan masa perundagian



FOSIL YANG DI TEMUKAN DI INDONESIA

  1. Meganthropus Paleojavanicus, ditemukan oleh Von Koniegswald di Sangiran, lembah Bengawan Solo, antara tahun 1936 – 1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan ia memiliki badan tegap dan rahang besar dan kuat. Dalam banyak hal, fosil ini mempunyai kemiripan dengan Homo Habilis dari Jurang Oldwai 
  2. Pithecantropus Erectus, fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil Jawa Tengah. Berasal dari lapisan Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang pahanya, bentuk dan ukurannya jelas seperti milik manusia dan menunjukkan bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc sedangkan kera hanya 600cc. Di Asia fosil Pithecantropus ditemukan di goa Chou-Kou-Tien, dan dikenal sebagai Pithecantropus Pekinensis. Di Afrika dikenal dengan sebutan Austra Lopithecus Africanus. Di Eropa Barat dan Eropa Tengah disebut sebagai manusia Piltdown dan Heidelberg.
PEMBABAKAN MASA PRASEJARAH INDONESIA BERDASARKAN PENINGGALAN HASIL BUDAYA

Pada zaman prasejarah ini, sebagaimana telah kita ketahui alat yang dipergunakan oleh manusia purba untuk membantu kehidupannya terbuat dari batu. Sesuai dengan perkembangan kemampuan otaknya, maka alat-alat yang dihasilkan melewati tahap-tahap tertentu. Dari yang paling kasar, sampai ke alat-alat batu yang halus buatannya. Tahap perkembangan ini tentunya melewati waktu berjuta-juta tahun lamanya.

  1. ZAMAN PALEOLITHIKUM
    Alat yang terbuat dari batu dengan cara pembuatan yang masih sangat sederhana dan hasilnya pun masih sangat kasar berikut alat pada zaman paleolithikum.
    a. Kapak Genggam yang tampil kemudian menunjukan tepi yang lebih halus, hasil teknik tongkat. Alat     beraneka ragam ukuran ini mungkin dipakai untuk menguliti dan memotong binatang buruan.
    b. Kapak Genggam primitif ini mirip beliung, kedua permukaannya agak kasar, berujung cukup               runcing, dan mungkin digunakan untuk menggali akar dan umbi yang dapat dijadikan makanan
    c. Batu Polihedral, disebut demikian karena permukaannya terpecah-pecah, mungkin dipakai sebagai     pemecah tulang, ataupun peluru lempar untuk membunuh binatang atau musuh
  2. ZAMAN MESOLITHIKUM 
    Pada zaman Mesolithikum yang berlangsung pada kala Holosen, perkembangan kebudayaannya berlangsung lebih cepat daripada zaman Batu Tua, hal disebabkan antara lain oleh :
    a. Keadaan alam yang lebih stabil, sehingga memungkinkan manusia untuk hidup lebih tenang dan             dapat mengembangkan kebudayaannya.
    b. Manusia pendukungnya adalah Homo Sapiens, mahluk yang lebih cerdas dari pendahulunya.

    Hasil Kebudayaan nya meliputi :

    KEBUDAYAAN TULANG SAMPUNG
    Banyak ditemukan di abris sous roche, hasil penelitian yang dilakukan oleh Van Stein Callenfels di Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo Jawa Timur. Bersamaan dengan penemuan alat-alat dari Sampung ini ditemukan pula fosil manusia Papua Melanesoide yang merupakan nenek moyang Bangsa Papua dan Melanesia sekarang.

    KEBUDAYAAN TOALA
    Kebudayaan ini merupakan hasil penelitian dua saudara sepupu berkebangsaan Swiss bernama Fritz Sarasin dan Paul Sarasin. Penelitian dilakukan sekitar tahun 1893-1896 di goa-goa Lumancong Sulawesi Selatan yang didiami oleh suku bangsa Toala, mereka berhasil menemukan alat-alat serpih (flakes) mata panah bergerigi dan alat-alat tulang. Penelitian lanjutan dilakukan di wilayah Maros, Bone, Bantaeng Sulawesi Selatan.

    KEBUDAYAAN KAPAK GENGGAM
    Bekas-bekas peninggalan manusia pada zaman Batu Madya, ditemukan di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh) dan Medan. Bersama-sama dengan Kyokkenmoddinger (sampah dapur) Van Stein Callenfels menemukan :
    a. Pebble (kapak genggam Sumatera)
    b. Hache courte (kapak pendek)
    c. Batu-batu penggiling
    d. Alu dan lesung batu
    e. Pisau batu dan lain-lain

    LUKISAN GOA
    Dalam goa tempat tinggal, banyak dijumpai lukisan-lukisan di dindingnya, yang menggambarkan kehidupan dan kepercayaan kepada adanya kekuatan magis. Seperti goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, terdapat cap tapak tangan berwarna merah, yang mengandung symbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat. Lukisan di goa juga terdapat di Irian Jaya, dimana terdapat lukisan-lukisan binatang seperti kadal dan cap jari tangan yang tidak lengkap, mungkin sebagai tanda berkabung

    GERABAH
    Gerabah pada masa purba menjadi wadah dari tulang-belulang manusia.
  3. ZAMAN NEOLITHIKUM
    Zaman berikut adalah zaman batu muda atau zaman Neolithikum. Manusia pendukungnya bertempat tinggal di Indonesia bagian timur, mereka berasal dari ras Proto Melayu, yang datang ke Indonesia sekitar tahun 2000 SM.

    Hasil Budayanya meliputi :

    KAPAK LONJONG
    Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur. Di Indonesia kapak lonjong persebarannya hanya terbatas di wilayah Indonesia bagian timur.

    KAPAK PERSEGI 
    Pemberian nama kapak persegi berasal dari peneliti berkebangsaan Belanda, Von Heine Geldern, di Indonesia Barat terutama ditemukan di Sumatera, Jawa dan Bali, juga di Indonesia bagian timur yaitu, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan sedikit di Kalimantan

    GERABAH
    Pada zaman ini peranan penting gerabah adalah sebagai wadah atau tempat keperluan alat-alat rumah tangga. Gerabah di gunakan sebagai alat sehari-hari. Banyak ditemukan di lapisan teratas bukit kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan Jawa, antara Yogyakarta dan Pacitan, Kendeng Lembu (Banyuwangi), Tangerang, dan Minanga Sipakka (Sulawesi). Di Melolo (Sumba) banyak ditemukan gerabah yang berisi tulang belulang manusia
  4. ZAMAN MEGALITHIKUM

    Hasil Kebudayaanya meliputi :

    MENHIR
    Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan di tempatkan pada suatu tempat. Fungsi Menhir :
    a. Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang
    b. Sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal
    c. Sebagai media penghubung dengan roh nenek moyang.

    PUNDEN BERUNDAK
    Punden berundak adalah bangunan pemujaan arwah yang bertingkattingkat. Banyak ditemukan di Sukabumi, di daerah Cisolok.

    DOLMEN 
    Dolmen adalah meja tempat menaruh sesaji ketika sedang diadakan upacara. Tapi ada juga yang menggunakannya sebagai kubur batu.

    WARUGAWaruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup batu lain yang mempunyai bentuk seperti atap rumah. Waruga banyak ditemukan di daerah Minahasa.

    SARKOPAGUS
    Sargopagus, atau keranda adalah peti jenazah yang berbentuk palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup. Sarkopagus banyak ditemukan di Bali dan Sumatera Barat.

    ARCA MEGALITIK 
    Banyak ditemukan di Sumatera Selatan dan diteliti oleh Von Heine Geldern. Arca ini banyak mengambarkan bentuk-bentuk manusia dan binatang, seperti gajah, harimau, babi, rusa
  5. ZAMAN LOGAM
    Kepandaian membuat logam diperoleh ketika nenek moyang kita menerima pengaruh dari kebudayaan Donson (Vietnam). Kebudayaan perunggu menyebar ke Nusantara, sekitar tahun 500 SM.

    Hasil Kebudayaanya meliputi :

    KAPAK CORONG & CANDRASA
    Kapak Corong & Candrasa, keduanya merupakan alat yang sering digunakan sebagai tanda kebesaran atau alat upacara saja. Kapak Corong banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Selayar dan dekat Danau Sentani, Papua

    NEKARA & MOKO 
    Nekara, juga memiliki fungsi sebagai alat upacara. Nekara memiliki berbagai macam tipe. Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu berpinggang di bagian tengahnya. Nekara banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Roti, Selayar dan Kepualauan Kei. Yang berbentuk lebih kecil disebut Moko, banyak ditemukan di alor dan digunakan sebagai mas kawin.

    BEJANA PERUNGGU
    bejana yang digunakan sebagai tempat air

    GERABAH
    pada zaman logam mencapai tingkat yang lebih maju dengan ragam hias yang lebih kaya. Tempat penemuan gerabah misalnya di Gilimanuk (Bali), Leuwiliang (Bogor), Anyer (Jawa Barat), dan Kalumpang (Sulawesi Selatan).
Itu merupakan hasil kebudayaan pada zaman prasejarah di indonesia, 

Bagikan

Jangan lewatkan

Masa Prasejarah Indonesia
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.