Meskipun merupakan kerajaan Hindu-Buddha, Islam berpengaruh bagi kalangan elit penguasa Majapahit. Kemungkinan Islam sudah ada di Asia Tenggara maritim dari awal era Islam ketika pedagang Muslim datang ke Nusantara, membuat permukiman di daerah pesisir, menikah dengan perempuan setempat dan dihormati karena kekayaan mereka yang diperoleh melalui perdagangan. Beberapa penguasa lokal kemungkinan tertarik dengan agama baru ini dan dianggapnya menguntungkan untuk menganut sebuah keyakinan yang sama seperti sebagian besar pedagang. Pendirian kerajaan Islam merupakan langkah logis berikutnya. Diduga rakyat dari raja-raja ini mengikutinya dengan masuk Islam.
Prasasti pada batu nisan menunjukkan bahwa pada awal abad ke-13 terdapat sebuah kerajaan Islam di bagian utara Sumatera disebut Pasai atau Samudera. Kerajaan ini dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara. Dari Sumatra Utara, pengaruh Islam kemudian menyebar ke arah timur melalui perdagangan. Di pesisir pantai utara Jawa berbagai kota Islam muncul selama abad ke-14. Meskipun demikian, tidaklah mungkin kalau beberapa bangsawan Jawa dari Majapahit di Jawa Timur memeluk agama Islam karena perdagangan. Mereka mungkin merasa derajatnya jauh lebih tinggi dibanding dengan kelas sosial pedagang. Kemungkinan besar bangsawan Jawa ini dipengaruhi oleh ulama Sufi dan orang-orang suci atau wali yang mengaku memiliki kekuatan supranatural (karomah).
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 pengaruh Majapahit di Nusantara mulai menurun karena konflik suksesi dan meningkatnya kekuasaan kerajaan Islam. Sebuah negara perdagangan baru, Malaka, merupakan salah satu kekuatan baru ini. Kekuatan ini bangkit di daerah pesisir - saat ini Malaysia - dan terletak di bagian tersempit dari Selat Malaka itu. Negara ini menjadi pelabuhan sangat sukses dengan fasilitas menguntungkan dalam jaringan perdagangan luas yang membentang dari Cina dan Maluku di ujung timur ke Afrika dan Mediterania di ujung barat. Meskipun pada awalnya Malaka adalah negara Hindu-Buddha, namun berubah dengan cepat menjadi kesultanan Muslim (mungkin karena alasan terkait perdagangan).
Hubungan historis antara perdagangan dan Islam juga terlihat dalam perkembangan di pulau Ternate - saat ini propinsi Maluku di kawasan timur Indonesia. Ternate (mirip dengan Tidore) menjadi daerah kaya karena produksi cengkeh. Dari pulau Jawa - dan melalui perdagangan - Islam menyebar ke daerah ini, mengakibatkan berdirinya kesultanan di akhir abad ke-15. Kesultanan ini berhasil menguasai sebagian besar Indonesia Timur namun posisinya dirusak oleh Belanda pada abad ke-17.
Kerajaan Islam di Indonesia
- Kepaksian Sekala Brak
- Kesultanan Aceh
- Kesultanan Asahan
- Kerajaan Kemuning
- Kerajaan Batin enam suku
- Kerajaan Indragiri
- Kesultanan Banten
- Kesultanan Bima
- Kesultanan Bulungan
- Kesultanan Buton
- Kesultanan Bone
- Kesultanan Cirebon
- Kesultanan Kasepuhan
- Kesultanan Kanoman
- Kesultanan Kacirebonan
- Kesultanan Lingga - Riau
- Kesultanan Deli
- Kesultanan Dompu
- Kesultanan Demak
- Kesultanan Gowa
- Kesultanan Melayu Jambi
- Kesultanan Kota Pinang
- Kesultanan Kutai
- Kesultanan Langkat
- Kesultanan Pajang
- Kesultanan Mataram
- Kesultanan Kartasura
- Kerajaan Pasaman Kehasilan kalam
- Kesultanan Pagaruyung
- Kesultanan Inderapura
- Kerajaan Sungai Pagu
- Kesultanan Palembang
- Kesultanan Pontianak
- Kesultanan Samawa
- Kesultanan Sambas
- Kesultanan Serdang
- Kesultanan Siak Sri Inderapura
- Kerajaan Tanjung Pura
- Kesultanan Ternate
- Kesultanan Tidore
- Kerajaan Tanah Hitu
- Kerjaaan Sumedang Larang
- Kasunanan Surakarta
- Kasultanan Yogyakarta
- Mangkunegaran
- Kadipaten Paku Alaman
- Kesultanan Malaka
- Kerajaan Samudra Pasai
- Kesultanan Banjar
- Kerajaan Linge
- Kesultanan Perlak
- Kesultanan Pasir
- Kesultanan Kotawaringin
- Kerajaan Pagatan
- Kerajaan Tidung
- Kesultanan Berau
- Kerajaan Sambaliung
- Kerajaan Gunung Tabur
- Kesultanan Mempawah
- Kesultanan Kubu
Bagikan
Kedatangan Islam di Indonesia
4/
5
Oleh
Hilman Fadillah